Rumah Hangat Bagi Sahabat Indonesia

一個在台印尼人溫暖的家

Ketua Yayasan | Ibu Liang Xuewen

"Menanam pohon membutuhkan sepuluh tahun, membentuk manusia membutuhkan seratus tahun." Sebagai seorang pendidik, saya sangat memahami misi ini. Pendidikan memiliki kekuatan untuk mengubah nasib seseorang dan membentuk masa depan yang lebih cerah. Demi masa depan yang lebih baik, sekitar 270.000 pekerja migran datang ke Taiwan, pulau yang indah ini. Baik laki-laki maupun perempuan, mereka datang untuk memperbaiki kehidupan diri sendiri dan keluarga mereka. Banyak di antara mereka adalah orang tua yang harus menahan kerinduan bertahun-tahun demi bekerja di negeri asing, hanya agar anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan yang layak, meningkatkan kualitas hidup, dan bahkan memiliki kesempatan untuk mengejar serta mewujudkan impian mereka.

Di tengah komunitas pekerja migran ini, asosiasi kami berperan sebagai jembatan pertukaran budaya. Meskipun berbeda kewarganegaraan, semangat pekerja migran dalam meningkatkan kualitas hidup dan keberanian mereka dalam mengejar mimpi tidaklah berbeda dengan kita. Kepedulian terhadap kesejahteraan fisik dan mental pekerja migran selalu menjadi tujuan jangka panjang kami, dan kami akan terus berjuang untuk hal ini. Mari kita bekerja sama untuk mendukung mereka yang telah bekerja keras dan berkontribusi dengan dedikasi serta ketekunan mereka di Taiwan.

Pendiri dan Ketua Pertama | Dr. Timothy Fu (Fu Yuqi)

Dr. Fu datang ke Taiwan untuk menempuh pendidikan sejak usia 17 tahun. Awalnya, ia tidak bisa berbicara bahasa Mandarin sama sekali dan harus bekerja paruh waktu untuk membiayai hidupnya. Karena pengalaman pribadi ini, ia memiliki empati yang mendalam dan dengan sepenuh hati ingin membantu serta mendukung mahasiswa dan pekerja Indonesia di Taiwan.

Ketua Kedua | Wang Zuojun

Saat muda, beliau pernah tinggal di Amerika Serikat. Selain memiliki kecintaan pada seni dan musik, beliau juga memiliki hati yang penuh kepedulian. Karena memahami betapa sulitnya hidup di negeri asing, beliau memutuskan untuk kembali ke Taiwan. Selama bertahun-tahun, beliau telah menemani dan mendukung para pekerja migran Indonesia di Taiwan, khususnya para perawat lansia, dengan mendengarkan cerita mereka dan mengadakan berbagai perayaan budaya Indonesia. Dengan demikian, mereka dapat merasakan kasih sayang dan dukungan, serta semakin memperkuat keberagaman budaya di Taiwan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi | Ibu Sandy Li (Li Xiuhui)

Sebagai kelompok pekerja migran terbesar di Taiwan, pekerja Indonesia telah meninggalkan kampung halaman mereka dan bekerja di Taiwan selama 3 hingga 14 tahun, mengorbankan tenaga, waktu, dan masa muda mereka untuk masyarakat Taiwan. Mereka bekerja keras di berbagai komunitas, rumah tangga, pabrik, dan tempat kerja lainnya, tetapi sering kali menjadi kelompok yang kurang berdaya karena kendala bahasa, keterbatasan waktu, dan kurangnya platform pendukung.

Namun, sebagai bagian dari rumpun Austronesia, mereka memiliki semangat, kesederhanaan, dan bakat luar biasa yang tidak seharusnya terabaikan hanya karena peran kerja mereka. Oleh karena itu, GICA berupaya menyediakan dukungan bagi para pekerja migran Indonesia dalam hal komunikasi bahasa, kehidupan di Taiwan, dan kebutuhan budaya. Kami juga menggunakan media digital dan audiovisual untuk menghilangkan stereotip terhadap pekerja migran, mengurangi benturan budaya antara Taiwan dan Indonesia, serta mengubah persepsi sosial. Dengan begitu, kami berharap dapat membantu Taiwan menjadi masyarakat yang lebih beragam, inklusif, dan penuh rasa hormat.

Yang Haoran

Penasihat Kehormatan

Hou Jianzhou

Pengawas Eksternal

Wang Junyi

Supervisor Pekerja Sosial

Yang Xiaowen

Penasihat Hukum / Pengacara

Li Zhengyan (Mark)

Manajer Proyek

Wu Mengni (Monica)

Staf Administrasi

Yoyon

Kepala Divisi Kepedulian Pekerja Migran

Li Chenyu

Mitra Kolaborasi - Media Sosial

Chen Yiqiao

Mitra Kolaborasi - Media Audiovisual

Tim Sukarelawan